Syukur dan Terima kasih
Artinya, setiap kita dalam melaksanakan tugas sebagai peserta didik (siswa dan siswi), maupun sebagai seorang guru, tentu tidak semuanya mulus dalam pelaksnaannya. Banyak tantangan iman. Banyak godaan dari dunia sekitar kita. Namun, kita tetap berpaling pada Tuhan sebagai pembimbing utama dalam perjalanan hidup ini. Melalui bimbingan orangtua dan sahabat sebagai peserta didik, sebagai guru memberi bimbingan demi sukses meraih masa depan yang cerah. Disebut Madece (masa depan cerah). Sebaliknya, kalau tidak mematuhi bimbingan dan pengasuhan dari para guru, berarti Anda (peserta didik), akan mengalami masa depan suram (madesu).
Bapak Fransiskus Ndejeng, diangkat 1 Desember 1995 di Timor Timur (bekas provinsi ke 27 NKRI). Kurang lebih selama lima tahun mengabdi di SMP Negeri 5 Suai Covalima, Kabupaten Covalima. Setelah kalah jajak pendapat, referendum, 30 Agustus 1999, dan diumumkan 4 September 1999, kita pulang kampung sebagai warga bangsa Indonesia. Timor Timur merdeka. Sama halnya, dengan saudara saya pa Swengly Lau, diangkat lebih dulu, 1994, dan ditempatkan di SMP Negeri Fohrem, Kabupaten Covalima. Namun, sebelum diangkat menjadi seorang abdi negara, pernah mengabdi sebagai guru IPA Biologi di SMAK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo, terhitung mulai tahun 1989 hingga 1994.