Masih kuat dalam ingatan penulis, beberapa bulan lalu, selama kurang lebih sebulan, bahkan malah lebih dari sebulan, pasokan kebutuhan bahan bakar minyak tanah terganggu, akibat ulah pengeplos minyak tanah secara tidak manusiawi menampung di tiga titik lokasi di sekitar kota Labuan Bajo, untuk dijual ke Provinsi tetangga dengan harga tinggi. Akhirnya setelah operasi rahasia petugas keamanan dan instansi terkait semuanya terbongkar habis, ditahan dan dipenjarakan. Jangan sampai perbuatan oknum pengusaha dan pihak tertentu berkolaborasi untuk meraih keuntungan tanpa perikemanusiaan. Sepertinya, sudah jatuh tertimpah tangga, artinya, masyarakat kita masih dalam suasana pandemi Corona, muncul lagi sikap yang seolah-olah sengaja dibuat untuk mengganggu roda ekonomi konsumen domestik kita di kota ini dan sekitarnya. Ataukah karena ada pengaruh dengan harga bahan bakar minyak dunia yang melambung dan meroket, akibat lanjutan perang Serangan Rusia ke Negara pecahan Unisoviet, Ukraina, yang disebabkan oleh sikap embargo masyarakat dunia? Butuh penjelasan dari pihak pemerintah secara transparan dan bertanggungjawab, agar rakyat memiliki kepastiannya. Ataukah, bahan dasar dari Kelapa Sawit, sebagai CPO minyak sudah dirubah untuk menyediakan pasokan bahan bakar pengganti fosil yang langkah diganti dengan energi terbarukan berupa minyak Sawit dalam bentuk campuran BBM B40 atau B80 dan atau gimana ?