Mgr. Paul Budi Kleden, SVD: Caritas Fraternitatis Maneat In Vobis
Oleh Wall Abulat (Alumnus IFTK Ledalero dan Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati)
Enam, warna kuning. Inilah warna simbol harapan. Hal ini mengungkapka citra seluruh umat Allah dalam (Kevikepan, Paroki, KUB) sebagai Gereja peziarah dalam harapan. Kita semua dipanggil untuk menjadi terang untuk mewartakan terang sejati yakni Kristus Cahaya Dunia.
Ketujuh, Figur Para Peziarah. Semua figure peziarah adalah gambaran para anggota gereja, kaum peziarah, anak-anak, kaum religius, para ibu dan bapak , para imam, kaum muda, para pegawai dan kaum intelektual serta uskup membentuk komunitas yang memelihara kasih persaudaraan, dan mengundang semua orang lain untuk menghidupkan kasih persaudaraan.
Kedelapan,warna hijau. Warna hijau mengisyaratkan hijau dan suburnya alam Flores. Kita dipanggil untuk memelihara kasih persaudaraan itu juga dengan seluruh alam ciptaan Tuhan.
Kesembilan, Laut Sawu dan Laut Flores. Laut Sawu yang bergelora itu mengungkapkan tantangan sekaligus menuntut keberanian hati untuk mengarungi zaman, membawa kabar sukacita persaudaraan. Itulah Gereja bagai bahtera mengarungi zaman. Namun iman yang teguh pada Tuhan dalam doa dan devosi bersama Bunda Maria menuntun kita dalam kasih persaudaraan masuk ke suasana laut Flores yang relatih lebih teduh dan tenang.