Merayakan Keberagaman Sebagai Penghormatan Terhadap Hak Asasi Manusia

Oleh Yulius Regang, KJW-Pena Inklusi

Peserta yang hadir lumayan banyak, mereka datang dari berbagai komunitas, sebut saja komunitas difabel, komunitas tuli, transpuan, utusan masyarakat adat, perempuan, komunitas Kahe dan beberapa awak media. Di sana ada bapak Ambros Dan bersama istri, Direktur PBH-Nusra Laurensius Sesu Weling, kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, ibu Dwi Engeline Esther Santoso dan Caritas Maumere ibu Ellen Parera.

Sebelum acara dimulai, ada acara goyang reggae bersama dan sesi foto-foto, edisi goyang diisi oleh komunitas tuli Sikka. Saat music reggae dimainkan, pendamping memberi isyarat kepada rekan-rekan tuli untuk bangkit menari. Dengan senyum tersipu-sipu mereka berdiri dan menari. Lucunya mereka menari tanpa mengikuti irama music, maklum mereka mengalami gangguan pendengaran, sehingga agak susa untuk menyesuaikan irama music dan hentakan kaki atau liukan badan. Penampilan mereka membuat Sebagian orang yang hadir tersenyum. Untuk ada pemandu sehingga cepat memulihkan keadaan dan membuat irama menari mereka tertata dengan apik.

BACA JUGA:
Generasi Muda Harus Perhatikan Lansia
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More