Merayakan Keberagaman Sebagai Penghormatan Terhadap Hak Asasi Manusia

Oleh Yulius Regang, KJW-Pena Inklusi

Setelah jedah cukup lama, Yolanda, Shilvy dan teman lainnya mulai sibuk membentangkan benang yang sudah ditempel kertas berwarna. Balon-balon yang sudah disiapkan ditiup hingga menyerupai bola, lalau dipadukan semuannya dan dipasang pada gapura masuk, tiang dan pohon yang ada di ACB Café. Di sela-sela kesibukan mengencangkan balon, terdengar suara Shilvy, “e….tiup jangan terlalu besar, nanti pecah, kamu tidak mau dengar saya punya omongan, ya…sudah.”

Suasana kemeriahan mulai tampak, lokasi yang semula masih kosong kini dipenuhi hiasan. Baliho ukuran besar mulai dipasang pada panggung utama. Dari jarak tertentu, tampak tulisan dengan huruf agak tebal berwarna merah, “Ami Noran,” ini tema utama yang disodorkan kepada public. Tema ini mau menegaskan bahwa kelompok rentan itu ada. Eksistensi kelompok rentan yang belum mendapat atensi dari public dilukiskan dalam kata “Ami Noran” (kami ada).

Pada bagian yang lain, Crew Fajar Sikka mulai menempel sejumlah foto yang dibubuhi tulisan, “galeri fajar Sikka” untuk dipajangkan pada tempat yang sudah disiapkan. Ada yang berukuran besar dan ada juga yang berukuran kecil. Jumlahnya tidak banyak, hanya foto-foto pilihan dan semuanya melukiskan tentang kisah nyata kehidupan transpuan dan keluarga. Tidak ada keterangan foto yang bisa menjelaskan lebih utuh tentang foto-foto itu sendiri, intinya bahwa transpuan ada dan mau mengajak pengunjung untuk menerima dan memahami keadaan transpuan sebagai manusia yang sama dan setara.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More