Merayakan Keberagaman Sebagai Penghormatan Terhadap Hak Asasi Manusia

Oleh Yulius Regang, KJW-Pena Inklusi

Keduanya tampak bingung, dengan penuh keraguan mereka menjawab, dekat hotel Lokarya bapa”. Saya penasaran, lalu melontarkan pertanyaan berikutnya, “di Pantai Paris?” mereka semakin bingung. Yang satu coba merespon pertanyaan saya, “bapa saya tanya bunda Mayoran dulu,”. Sebelum ada jawaban dari Bunda Mayora, saya bertanya lagi, “no mau ke tempat kegiatan?” spontan dijawab, “ya, bapa”. Saya ikut e, adik berdua menyusul dari belakang. “Ya bapa,” jawab keduanya.

Saya berjalan menelusuri Lorong menuju jalan utama. Ketika, saya menginjakan kaki di tepi jalan utama, tiba-tiba bunda Mayora meluncur dari arah Timur menggunakan sepeda motor miliknya, lalu berhenti tepat di depan saya, “mau kemana?” Bunday Mayora menjawab, “jemput kaka menuju lokasi kegiatan”. Tanpa basa basi, saya langsung gonceng motor yang dikendarai oleh bunda Mayora menuju lokasi kegiatan.

Tidak terasa, dalam hitungan menit sudah tiba di lokasi kegiatan. Sebelum masuk lokasi, terdapat papan nama berukuran kecil bertuliskan ACB Café, setelah memasuki area parkir terdapat beberapa motor berbagai tipe. Saya jalan melewati area parkir, mata saya tertuju pada lokasi kegiatan. Di dalamnya terdapat meja yang terbuat dari semen dan bebarapa kursi plastic yang telah disipkan untuk tamu. Di tempat kegiatan juga terdapat tempat duduk yang terbuat dari potongan kayu gelondongan.

BACA JUGA:
Generasi Muda Harus Perhatikan Lansia
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More