Merayakan Keberagaman Sebagai Penghormatan Terhadap Hak Asasi Manusia
Oleh Yulius Regang, KJW-Pena Inklusi
Dalam kebingungan, saya memutuskan balik arah, dan mengayunkan langkah kakiku kembali ke hotel Lokaria, juga tidak menemukan siapa-siapa. Tanpa berputus asa, saya memutuskan untuk berjalan menuju secretariat Fajar Sikka. Setiba di sekretaria Fajar Sikka tak ada penghuni, pintu tertutup rapat. pada bagian teras rumah terdapat beberapa triplek yang sudah dicat hitam dan putih, tanpa tulisan apa-apa.

Saya duduk di teras depan, sambil menunggu mungkin ada rekan-rekan yang datang. Tak lama berselang, tiba-tiba dua orang laki-laki datang, mereka menggunakan kendaraan bermotor dan berhenti tepat di depan skretariat Fajar Sikka. Tanpa basa basi, mereka langsung melontarkan kata, “selamat pagi bapa,” spontan saya menjawab, “selamat pagi no.”
Setelah menyapa saya, keduanya langsung masuk ke dalam teras dan menyentuh triplek yang berjejer di teras. Keduanya tampak sibuk mengemas triplek yang ada untuk dibawa ke lokasi kagiatan. Saat mereka sedang sibuk menata triplek, saya bertanya, “no kegiatannya di mana?”