
Merayakan Keberagaman Sebagai Penghormatan Terhadap Hak Asasi Manusia
Oleh Yulius Regang, KJW-Pena Inklusi
Ambrosius Dan selaku wakil dari kelompok rentan, ikut bersuara, Adapun pesan yang diangkat antara lain, “Ami Noran, di data saya pun tertulis, Kami Ada Kita Setara. Setara dalam arti sebuah perjuangan, setara dalam arti kita semua yang hadir di tempat ini adalah anak negeri, anak yang dilahirkan oleh Rahim ibu pertiwi yang menghantar kita hari demi hari menikmati kehidupan bukan lautan, hanya kolam susu.” Sapaan lagu tadi menggambarkan hidup kami, hidup seorang perempuan yang bangun pagi sebelum semua orang bangun, dan yang mau tidur sebelum semua orang tidur, tetapi di tengah malam kalau ada apa-apa, perempuan yang bangun duluan. Betapa menderita dirimu, tetapi engkau sungguh luar biasa.” Ajak untuk Bersatu, teman teman normal harus Bersama dengan kami, tanpa kamu kami tidak bisa berbuat apa-apa. Mari kita perjuangkan Bersama hak-hak kami melalui peraturan di kabupaten sikka. Kalua perjuangan kita berhasil, maka kami akan berjalan dalam keadaan tersenyum, tanpa mata kami sembab.”
Melengkapi suasana yang kian gelap, Shylvi Chiphy tampil membacakan puisi tentang hak dan kemerdekaan sebagai manusia dan mewakili perempan, Hellen Bemu juga melantunkan puisi dengan judul perempuan, yang menyiratkan tentang perlindungan dan penghormatan terhadap martabat kaum perempuan.
Dua puisi yang dibacakan secara beruntun menjadi acara pamungkaas dari seluruh rangkaian kegiatan dalam rangka “Merayakan Keberagaman Sebagai Penghormatan Terhadap Hak Asasi Manusia yang bernaung di bawah tema, “Ami Noran”.***