Meragukan Kebohongan Para Pakar (Belajar dari Gagasan Stoik)
Oleh: Fardinandus Erikson (peminat karya pendidikan)
Keberanian dalam kebohongan, menurut filsafat Stoik, dapat dipahami melalui ajaran Seneca dan Epictetus, yang keduanya menekankan pentingnya kebenaran dan integritas pribadi. Seneca, dalam karya-karyanya seperti De Vita Beata, mengajarkan bahwa meskipun kebohongan bisa menawarkan kenyamanan sesaat, pada akhirnya kebohongan merusak kedamaian batin dan kebebasan jiwa. Bagi Seneca, keberanian sejati bukan hanya berani menghadapi bahaya fisik, tetapi berani hidup sesuai dengan nilai-nilai kebenaran, meskipun itu membawa kesulitan atau ketidaknyamanan. Keberanian dalam Stoik, menurut Seneca, adalah kemampuan untuk berbicara dan bertindak dengan jujur, yang menjaga integritas dan kedamaian batin.
Epictetus, filsuf Stoik lainnya, berpendapat bahwa kebohongan adalah pelarian dari kenyataan yang tidak bisa kita kendalikan. Menurut Epictetus, seseorang yang berbohong berusaha untuk mengubah persepsi orang lain, yang sebenarnya berada di luar kendali kita. Stoik mengajarkan untuk menerima kenyataan apa adanya dan berani menghadapinya tanpa menutupi atau mengubahnya dengan kebohongan. Keberanian sejati, bagi Epictetus, terletak pada kemampuan untuk hidup sesuai dengan kebajikan dan kebijaksanaan, tanpa lari dari kenyataan atau kenyamanan sesaat yang diberikan kebohongan.