Meragukan Kebohongan Para Pakar (Belajar dari Gagasan Stoik)
Oleh: Fardinandus Erikson (peminat karya pendidikan)
Pembohongan publik oleh pakar dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga penting seperti pemerintah, lembaga penelitian, dan media. Ketika pembohongan terungkap, masyarakat mulai meragukan otoritas para ahli, yang berujung pada penurunan kualitas dialog sosial dan keputusan berbasis pengetahuan yang baik. Hal ini dapat memperburuk polarisasi sosial, memperparah perpecahan, dan mengurangi partisipasi publik dalam diskusi mengenai kebijakan-kebijakan penting.
Kerusakan reputasi individu atau organisasi yang terlibat dalam pembohongan juga dapat berakibat fatal. Kepercayaan yang hilang sulit untuk dipulihkan, dan mereka yang terlibat bisa menghadapi kerugian finansial, bahkan pengasingan dari komunitas profesional mereka. Selain itu, pembohongan yang menyangkut isu-isu kesehatan dan sosial dapat menimbulkan krisis kesehatan, kebijakan yang salah, dan memperburuk ketidaksetaraan sosial, yang merugikan kehidupan masyarakat secara langsung.
Dampak lebih jauh dari pembohongan publik adalah pengaruhnya terhadap kebijakan publik, pendidikan, dan ketegangan sosial. Kebijakan yang dibuat berdasarkan informasi palsu bisa merugikan masyarakat dalam jangka panjang, sementara disinformasi yang diterima generasi muda dapat menciptakan pemahaman yang keliru tentang berbagai isu penting. Semua ini berpotensi memperburuk ketegangan sosial, memicu konflik, dan mengarah pada radikalisasi kelompok tertentu, yang pada akhirnya merusak kohesi sosial dan perdamaian. Oleh karena itu, transparansi dan akuntabilitas sangat penting untuk memitigasi dampak negatif dari pembohongan oleh pakar.