Sejak mewabahnya corona virus disease 2019 atau covid-19, pada awal 2020 organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan secara resmi virus corona sebagai pandemi global. Dunia secara global telah digoncang dengan virus corona yang mewabah dunia dalam waktu yang relatif singkat. Masyarakat pun terus bernarasi tentang virus corona yang mematikan manusia dan yang telah mengobrak-abrik seluruh sendi kehidupan sekaligus mengacaukan tatanan kehidupan manusia. Tingkat kewaspadaan kita pun terlihat meningkat ketat. Bukan karena dililiti perasaan takut yang berlebihan melainkan demi keselamatan dan kenyamanan manusia. Dampaknya sangat terasa di bidang pendidikan. Sekolah-sekolah ditutup rapat demi terhindar dari tularan virus corona. Kebijakan pemerintah pun itu diambil sebagai pemangku kebijakan tertinggi untuk lembaga pendidikan dengan mengutamakan keselamatan peserta didik dan pendidik.
Ketika sekolah ditutup sementara dengan turunnya instruksi harus belajar dari rumah (BdR), peserta didik dirumahkan. Kompleks sekolah betul-betul lengang karena dikosongkan dari peserta didik dan bahkan juga para guru – agar tidak berkerumun dalam waktu yang lama. Guru diwajibkan melaksanakan pembelajaran dengan siswa dari rumah masing-masing. Guru dan siswa tidak perlu berjalan keluar rumah dengan meninggalkan rumah. Berlakulah pembelajaran dalam dunia maya dengan menggunakan peralatan teknologi informasi (IT) sebagai andalan untuk menjawab kesulitan yang mengglobal saat ini.