Mengulik Nalar dan Tabiat Sukses Anak menurut Margot Machol Bisnow

Oleh Ferdinandus Erikson, Peminat Karya Pendidikan

Berikut adalah beberapa kalimat yang dilarang oleh Bisnow karena dapat berdampak negatif pada perkembangan kewirausahaan anak:

  1. “Itu terlalu berbahaya.” (It’s too dangerous). Kalimat ini bisa membatasi anak dalam mencoba hal-hal baru yang mungkin berisiko. Meskipun keselamatan tentu penting, terkadang risiko yang terukur diperlukan untuk berkembang dan belajar. Bisnow mendorong orang tua untuk lebih terbuka terhadap pengalaman yang dapat memberikan pembelajaran berharga, bahkan jika ada sedikit risiko yang terlibat.
  2. “Kamu terlalu muda untuk itu.( you are too young for that)n”Ungkapan ini bisa membuat anak merasa bahwa usia mereka menjadi hambatan untuk mengejar ide atau proyek yang mereka minati. Bisnow menekankan bahwa tidak ada batasan usia untuk menjadi seorang pengusaha atau memulai sesuatu yang besar, dan anak-anak sebaiknya didorong untuk memulai sejak dini.
  3. “Tunggu sampai kamu lebih besar.” (wait until you are bigger) Sama seperti kalimat sebelumnya, ini dapat menanamkan ide bahwa anak-anak harus menunggu untuk mencapai sesuatu yang lebih baik atau lebih besar. Sebaliknya, Bisnow mendorong orang tua untuk mendukung anak-anak mereka agar mulai bertindak dan mencoba hal-hal baru sejak mereka masih kecil.
  4. “Itu tidak realistis. (it’s not realistic) “Kalimat ini bisa membuat anak merasa ide-idenya tidak valid atau terlalu jauh dari kenyataan. Bisnow mengatakan bahwa pengusaha sejati sering kali mengembangkan ide yang tampaknya tidak realistis, tetapi berani untuk mewujudkannya dengan cara yang kreatif. Orang tua harus mendukung anak-anak untuk berpikir besar dan tidak membatasi imajinasi mereka.
  5. “Jangan khawatir, kamu sudah cukup baik.” (don’t worry you are good enough) Kalimat ini bisa menghalangi anak untuk berusaha lebih keras atau berkembang lebih jauh. Walaupun memuji anak sangat penting untuk membangun rasa percaya diri, orang tua juga harus memberi mereka dorongan untuk terus berusaha dan tidak merasa puas dengan pencapaian mereka yang sekarang.
  6. “Ini terlalu sulit untukmu.” (this is too difficult for you) Kalimat ini dapat membuat anak merasa tidak mampu mengatasi tantangan yang lebih besar. Bisnow menyarankan orang tua untuk lebih positif dalam memberikan tantangan kepada anak-anak dan mendukung mereka untuk mencoba menyelesaikan tugas atau menghadapi masalah yang tampaknya sulit.
  7. “Kamu tidak bisa mengubah dunia.” (you can’t chancge the world) Kalimat ini sangat merugikan bagi anak-anak yang memiliki impian besar dan ingin membuat perbedaan. Bisnow menekankan bahwa dengan dukungan yang tepat, anak-anak dapat belajar untuk menjadi agen perubahan dan meraih tujuan besar mereka.
  8. “Kamu tidak akan pernah bisa melakukannya.”(you will never be able to do it) Kalimat ini sangat merusak rasa percaya diri anak. Alih-alih mengucapkan ini, orang tua harus memberikan dorongan dan keyakinan bahwa anak mereka memiliki kemampuan untuk belajar dan berusaha mencapai tujuannya, meskipun perjalanan tersebut penuh tantangan.
  9. “Itu hanya pemborosan waktu.”(it’s just a waste of time) Kalimat ini dapat membuat anak merasa bahwa kegiatan yang mereka lakukan, terutama yang berhubungan dengan eksperimen, hobi, atau minat pribadi mereka, tidak berharga. Padahal, eksperimen dan kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar dan inovasi dalam kewirausahaan. Orang tua harus lebih mendukung kegiatan yang mendorong kreativitas dan keterampilan baru.
  10. “Jangan terlalu ambisius.” (don’t be too ambitious) Mengatakan ini dapat menurunkan semangat anak untuk mengejar tujuan besar atau impian yang lebih tinggi. Bisnow menyarankan agar orang tua memberikan dukungan terhadap ambisi anak dan mengajarkan mereka cara untuk meraihnya dengan cara yang realistis dan terencana, bukan membatasi mereka dengan kata-kata yang bisa mengekang ambisi tersebut.
  11. “Kamu tidak seperti anak-anak lain.”(You are not like other children) Kalimat ini bisa membuat anak merasa terisolasi atau tidak cukup baik dibandingkan dengan orang lain. Padahal, dalam dunia kewirausahaan dan kehidupan secara umum, menjadi berbeda dan memiliki pandangan unik sering kali adalah aset yang sangat berharga. Orang tua sebaiknya mendukung anak untuk menemukan kekuatan unik mereka.
BACA JUGA:
Jurnalis Warga untuk Pemilu Inklusif, dari Nian Tana Sikka untuk Indonesia

Kata-kata sebagai pendorong anak agar termotivasi untuk sukses :

  1. “Apa yang kamu pikirkan tentang ide itu?” ( What do you think about that idea). Berdasarkan pertanyaan ini, orang tua mendorong anak untuk berpikir secara mandiri, merumuskan ide, dan belajar untuk mengemukakan pendapat mereka. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, yang sangat penting dalam kewirausahaan.
  2. “Cobalah saja! Kalau gagal, kita belajar dari pengalaman.”( just try, if you fail, We learn from experience). Kata-kata mengajarkan anak untuk tidak takut gagal. Bisnow percaya bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan pengembangan. Dengan mendekati kegagalan sebagai kesempatan untuk tumbuh, anak-anak dapat menjadi lebih tahan banting dan lebih berani mengambil risiko yang terukur.
  3.  “Aku percaya padamu, kamu pasti bisa melakukannya.” ( I believe to you, You can do it) Kata-kata ini memberikan dorongan keyakinan dan rasa percaya diri. Anak-anak yang merasa didukung dan dipercaya oleh orang tua mereka cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi untuk mencoba hal-hal baru dan mengejar impian mereka.
  4. “Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini?”( What can we learn from this) Bisnow mengajarkan bahwa kegagalan atau tantangan bisa menjadi kesempatan besar untuk belajar. Pertanyaan ini bermakna agar orang tua mengajarkan anak mereka untuk melihat setiap situasi sebagai peluang untuk berkembang, bukan sebagai hambatan.
  5. 5. “Jangan ragu untuk berpikir besar.” (don’t hesitate to think big) Kalimat ini mendorong anak untuk bermimpi besar dan tidak membatasi diri mereka. Orang tua yang memberikan ruang untuk anak-anak mereka berimajinasi dan mengejar impian besar membantu mereka mengembangkan pola pikir kewirausahaan yang ambisius dan inovatif.
  6. “Aku bangga dengan usahamu.” ( Iam proud of your efforts) Pujian yang berfokus pada usaha dan proses, bukan hanya hasil, membantu anak untuk memahami bahwa keberhasilan bukan hanya soal pencapaian akhir, tetapi tentang ketekunan, kerja keras, dan tekad untuk terus berusaha.
  7. “Apa yang bisa kamu lakukan untuk membuat ini lebih baik?” ( What can you do to make this better) Anak dimotivasi untuk berpikir secara konstruktif dan memperbaiki sesuatu. Ini mengajarkan mereka untuk terus berinovasi dan tidak mudah puas dengan apa yang sudah ada, yang merupakan kualitas penting dalam kewirausahaan.
  8. “Bagaimana jika kamu mencobanya dengan cara yang berbeda?” ( What if you try it in a different way?) Orang Tua mendorong anak untuk berpikir kreatif dan mencari alternatif, orang tua membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi inovatif. Ini adalah keterampilan yang sangat penting dalam dunia kewirausahaan.
  9. “Jangan takut untuk menjadi berbeda.”( don’t be afraid to be different) Kata-kata ini mendorong anak untuk merayakan keunikan mereka dan tidak takut untuk menunjukkan perbedaan mereka. Dalam dunia kewirausahaan, menjadi unik dan berpikir di luar kotak sering kali menjadi kunci untuk menemukan peluang baru dan menciptakan solusi inovatif.
  10. “Kamu punya ide yang hebat! Ayo, kita mulai bekerja untuk mewujudkannya.” (You have a great idea, let’s try working to make it happen). Ini adalah kalimat yang memberikan dorongan untuk bertindak. Bisnow percaya bahwa mengubah ide menjadi aksi adalah bagian penting dari kewirausahaan. Ketika orang tua memberi dukungan untuk mewujudkan ide-ide anak, mereka membantu anak untuk mengembangkan rasa tanggung jawab dan keterampilan manajerial.
  11. “Apa yang bisa kita lakukan hari ini untuk mendekatkanmu pada tujuanmu?”( What can we do today to get you closser to your goal?) Pertanyaan yang membantu anak memahami pentingnya perencanaan dan eksekusi. Dengan mengajukan pertanyaan ini, orang tua mendorong anak untuk fokus pada langkah-langkah konkret yang harus diambil untuk mencapai tujuan mereka.
  12. “Ini adalah kesempatan besar untuk belajar.” (This a great opportunity to learn). Anak  dapat mengubah perspektif tentang tantangan dan kesulitan, orang tua dapat membantu mereka melihat setiap pengalaman sebagai kesempatan untuk berkembang, bukan hanya sesuatu yang harus dihindari. Anak-anak yang melihat setiap rintangan sebagai peluang untuk belajar lebih cenderung untuk terus maju meskipun menghadapi hambatan.
  1. “Aku suka bagaimana kamu terus mencoba meskipun itu sulit.” ( I like how you keep trying even though it’s hard) Orang Tua atau guru  memuji ketekunan dan ketabahan anak dalam menghadapi tantangan. Orang tua yang memuji usaha dan ketekunan membantu anak untuk mengembangkan mentalitas “gagal maju”, di mana mereka belajar untuk tidak menyerah meskipun menghadapi kesulitan.
  2. “Kamu memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan.” ( You have an ability to make a difference) Dorongan yang memberi anak arah atau tujuan dan keyakinan bahwa mereka bisa berkontribusi pada dunia. Orang tua yang menanamkan rasa percaya diri ini membantu anak untuk memahami bahwa mereka memiliki potensi untuk menciptakan perubahan, yang merupakan inti dari sikap kewirausahaan.
BACA JUGA:
Menemukan Keseimbangan dalam Budaya Modern

 

  1. Catatan Penguatan

Mendorong anak untuk menjadi sukses membutuhkan teladan kata-kata dan juga perbuatan dari orang-orang yang berjumpa dengannya setiap saat. Terlalu berlebihan juga apabila kesuksesan dalam semua bidang kehidupan ini dibebankan kepada anak. Pada kenyataannya tidak berbanding lurus antara kesuksesan orang tua menjadi kesuksesan anak. Sebaliknya,  kegagalan orang tua tidak serta merta menjadi kegagalan anaknya. Berdasarkan banyak penelitian  menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan kesuksesan orang tua dapat berpengaruh positif terhadap perkembangan dan kesuksesan anak-anak mereka, baik dalam konteks akademis, emosional, maupun sosial.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More