Menggelitik Mgr. Vinsensius Sensi Potokota (Nimbrung mengenang 1 tahun Yang Mulia)
Oleh Fardinandus Erikson (Peminat Karya Pendidikan)
Namun tatkala bercerita tentang Yang Mulia seputar ketegasan untuk menjalani disiplin hidup harian maka bisa saja kita tertawa. Pada saat Yang Mulia memberikan penegasan untuk bertanggungjawab maka pilihan kata, kalimat yang diucapkan terukur dan menyentuh masalah yang terjadi. Kita pun tertawa bukan meremehkan tetapi sebagai pengakuan bahwa kata-kata Yang Mulia memiliki efeknya untuk hidup pribadi saat ini (Futuristic efect). ”Ingat adik” menjadi berbeda dengan frase ”Perhatikan Frater”. Jika Yang Mulia sudah mengucapkan ”Ingat Adik” itu artinya bobot pembinaan dari Yang Mulia menyentuh eksistensi panggilan sebagai pilihan bebas tanpa paksaan dan harus dipertanggungjawabkan.
Menggelitik dan Kesadaran
Dalam aliran filsafat eksistensial atau teori-teori kesadaran, “menggelitik” dapat dilihat sebagai contoh kecil dari interaksi antara tubuh dan pikiran. Sensasi ini merangsang kesadaran kita, membuat kita sadar akan tubuh atau lingkungan di sekitar kita secara mendalam dan spontan. Yang Mulia adalah seorang yang mempunyai pesona fisik yang memberikan daya Tarik. Wajah yang juga memancarkan keterpikatan apalagi untuk lawan jenis. Sebagai seorang Imam muda pada waktu itu Yang Mulia tak tergoyahkan oleh berbagai daya tarik duniawi dan manusiawi. Yang Mulia sudah tuntas dengan panggilan hidupnya sebagai seorang selibater.