Mengenang Pater Kirchberger SVD: Sang Guru dari Bavaria

 Oleh Stefanus Wolo Itu, Imam Projo Keuskupan Agung Ende Flores, Misionaris Fidei Donum Di Keuskupan Basel Swiss.

Tapi kemudian saya mengerti penggunaan kacamata hitam, yakni untuk “menyembunyikan bola mata yang lesu dan berkedip alias ngantuk”. P. Kirchberger tidak pernah merasa terganggu atau tersinggung bila mahasiswa ngantuk dan bahkan tertidur. Beliau sangat tolerant dan hanya akan tersenyum bila “air liur mahasiswa ngantuk meleleh”.

P. Kirchberger tahu bahwa mata kuliah teologinya tidak mudah. Karena itu beliau selalu menyediakan diktat dan buku untuk mahasiswa. Apa yang belum di pahami di ruang kuliah segera terjawab ketika membaca buku-bukunya. Dia ingin agar mahasiswa betul memahami teologi.

Dia menulis dengan gaya khas orang Jerman yakni kalimat-kalimat majemuk. Tapi rangkaian kata-katanya mengalir seperti aliran sungai Rhein yang bermuara di North Sea atau sungai Donau yang bermuara di Laut Hitam, wilayah teritorial Rusia. Kita akan lebih mudah mengerti dan memahami.

Dari tujuh mata kuliah P. Kirchberger saya memperoleh angka: 65, 70, 81, 72, 75, 83 dan 87. Bila dirata-ratakan hanya 76(sesuai transkrip nilai yang saya lampirkan untuk bekerja di keuskupan Basel Swiss). Tentu tidak membuat Pater bangga. Saya berterima kasih atas kuliah-kuliah teologi P. Kirchberger. Kuliah-kuliah itu menyiapkan saya berkarya di gereja lokal KAE Flores dan bermisi di negeri Alpen berbahasa Jerman.

BACA JUGA:
Catatan Ketua MPR RI: Tangkal Radikalisme dengan Menguatkan Kearifan Lokal
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More