
Mengais Recehan Rupiah Ala Si Yatim Piatu Asal Ngada di Bengkel Adu Nasib Ende
Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas dan Florespos.net)
Setiba di Ende, lanjut Paul, ia mulai mencari kerja baik sebagai kondektur, atau kerja apa pun demi menyambung hidup. Pada tahun 2004-2005,Paul ia mulai bekerja pada salah satu bengkel tambal ban di Wolowona dengan honor Rp300.000/bulan.”Gaji yang saya terima, selain untuk memenuhi kebutuhan harian saya, juga saya sisihkan untuk menabung dan membagi untuk mama di kampung,” katanya.
Paul mengaku berkat ketekunannya menabung maka uang hasil tambungannya bisa terkumpul sebanyak Rp8 juta hingga tahun 2006.
“Berkat uang tabungan itu maka saya bisa membuka bengkel yang saat ini masih berlokasi di Jalan Kelimutu Bawah dengan nama Bengkel ADU NASIB. Uang ini untuk membeli alat cungkil ban, strika tambal, kompresor kecil, hamar dan peralatan bengkel lainnya,” kata Paul.
Paul mengaku kehadiran Bengkel ADU NASIB mulai mengubah pola hidupnya seperti bekerja keras, lebih gemar menabung, dan bekerja tanpa pamrih.
“Berkat ketekunan, maka uang yang saya kumpulkan bisa membiayai kebutuhan rumah tangga, membiayai sekolah anak-anak saya, di mana yang sulung sekolah di SMAK Frateran Ndao, membiayai dua anak saya yang masih duduk di bangku SD, dan si bungsu. Selain itu, saya sisikan juga untuk Mama saya di Kampung hingga menjelang meninggalnya pada tahun 2014,” tutur Paul.