
Mengais Recehan Rupiah Ala Si Yatim Piatu Asal Ngada di Bengkel Adu Nasib Ende
Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas dan Florespos.net)
Paul mengaku dalam kondisi ketiadaan seorang ayah,sang Bunda tercinta mengalami kesulitan untuk membiayai kami tujuh bersaudara. “Karena mengalami kesulitan ekonomi, maka sejak kecil saya sudah membantu mama menjual kelapa, pisang guna mendapatkan satu dua sen. Karena membantu mama, maka saya tidak fokus sekolah. Saya sekolah di SDK Ngora Bolo, Desa Kaka Tunga, Kecamatan Golewa. Saya sekolah hingga kelas 6 SD tapi tidak mendapatkan ijazah,” kata Paul polos, seraya menambahkan bahwa keenam saudaranya juga hanya maksimal menamatkan pendidikan SD karena kondisi ekonomi yang tidak memadai.
Paul mengaku berbekalkan perjuangan hidup yang sangat keras dengan berupaya sendiri menjajakan jualan untuk menyambung hidup dan ibunda tercinta, ia kemudian menimba pelajaran bahwa untuk hidup memang membutuhkan kerja keras. “Dari hasil jualan saya mulai menabung satu dua sen, yang saya sisihkan selain untuk bantu mama dan menghidupi diri saya,” kata Paul polos.
Belajar dari perjuangan hidup, ketekunan dan ketabahan, lanjut Paul, maka pada usia remaja tepatnya tahun 2001 ia berani mencari sesuap nasi di Kota Ende, Kabupaten Ende.