
Para partai peserta pemilu dan para politisi, harus mampu membuktikan kepada generasi milenial bahwa Pemilu tidak sekadar ajang hura-hura, ajang adu popularitas dengan seabrek prestasi tetapi ajang pembuktian untuk mengukur bobot dan kualitas demokrasi itu sendiri, termasuk kualitas pemimpin yang dihasilkan.
Mengingat besarnya jumlah dan potensi generasi “zaman now” dalam Pemilu 2024, maka kegiatan sosialisasi, Pendidikan pemilih pemula harus dikemas dalam bentuk yang lebih sederhana, menarik, dan disesuaikan dengan situasi kekinian. Untuk mengail simpati politik milenial membutuhkan taktik dan strategi jitu yang lebih inovatif, kreatif dan menarik.
Pola-pola sosialisasi, Pendidikan Pemilih Pemula yang dilakukan hendaknya selaras dengan selera generasi milenial, agar suasana pemilu terasa wow…!, di mata generasi milenial.
Hiburan, musik, ivent olahraga bisa menjadi pilihan cerdas sebagai media sosialisasi yang dipakai oleh Penyelenggara Pemilu, Partai Politik Peserta Pemilu dan Para Politisi dalam menggaet simpati generasi milenial untuk berpartisipasi dalam pemilu 2024.
Isu politik bukanlah pilihan yang menarik dalam perbincangan para milenial atau anak muda. Isu politik seperti pemilihan umum (pemilu) dianggap sebagai perdebatan yang sangat serius dan sulit bagi generasi milenial.,
Pemilu dianggap sebagai hajatan yang terkesan kaku, ajang mengumbar janji-janji hampa, dengan iming-iming menggiurkan, tidak rasional dan tanpa realisasi.
maka dapat dipastikan bahwa pemilih dalam Pemilu 2024 didominasi generasi milenial.
Isu politik tidak dijadikan pilihan menarik dalam obrolan generasi milenial atau anak muda