Kita tahu bahwa tubuh selalu dipandang secara berbeda dalam setiap zaman, sepanjang sejarah. Diskursus atas tubuh selalu berkembang dan memunculkan suatu gagasan baru.
Dalam literatur filsafat, wacana tentang tubuh, terpetakan dengan jelas. Pada zaman Yunani klasik, diskursus filosofis itu berfokus pada ide dualisme tubuh dan jiwa. Esensi tubuh selalu dikontraskan dengan jiwa.
Sokrates yang dikenal sebagai ‘bapak filsafat’ misalnya, beranggapan bahwa tubuh adalah penjara bagi jiwa. Tubuh hanya dilihat sebagai ‘tabung’ tempat jiwa bersemayam. Isu dualisme tubuh-jiwa diusung oleh Plato.
Dengan tegas, beliau menyatakan bahwa jiwa lebih unggul dari tubuh. Karena itu, keindahan yang tertinggi dan absolut terletak pada keindahan jiwa. Meskipun Plato sendiri tidak menolak keindahan tubuh, namun baginya keindahan tubuh adalah jembatan menuju keindahan sejati, ialah keindahan jiwa. Sedangkan Aristoteles, menganggap bahwa tubuh dan jiwa adalah dualitas yang tak terpisahkan.