Menerima Kekalahan secara Bermartabat (Memaknai Fatalitas Uria)
Oleh Fardinandus Erikson (Peminat Karya Pendidikan)
Demokrasi yang sejati adalah tentang menghargai setiap proses dan usaha. Menerima kekalahan dengan sikap yang bermartabat adalah cerminan dari kedewasaan, mengakui kekalahan dengan penuh hormat dan tidak mencari-cari alasan atau menyalahkan orang lain.
Sama halnya dengan kemenangan, kita harus meraihnya dengan cara yang jujur, adil, dan penuh integritas. Pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak hanya mengejar kemenangan untuk diri mereka sendiri, tetapi juga mengangkat martabat masyarakat yang memilih mereka.
Sebagaimana Daud yang akhirnya harus menanggung konsekuensi moral dari tindakannya, kita harus ingat bahwa demokrasi bukan hanya tentang memenangkan pemilihan, tetapi tentang menjalani proses yang benar, dengan mengedepankan keadilan, kejujuran, dan integritas.
Pemilihan pemimpin bukan sekadar untuk mendapatkan kekuasaan, tetapi untuk mewujudkan amanat rakyat—dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Oleh karena itu, mari kita jaga dan rawat demokrasi dengan penuh tanggung jawab: menang harus dihormati, dan kalah harus bermartabat. Dengan begitu, kita akan mewujudkan demokrasi sejati.***