Menerima Kekalahan secara Bermartabat (Memaknai Fatalitas Uria)
Oleh Fardinandus Erikson (Peminat Karya Pendidikan)
”MARI kita merawat demokrasi: menang harus dihormati, dan kalah harus bermartabat. Selamat sukses bagi yang memang dan harus mengemban amanat rakyat untuk mewujudkan dan mengimplementasikan demokrasi: dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.”
Paragraf penutup dari Merawat Demokrasi: Menang Terhormat, Kalah Bermartabat Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku, dan Pegiat Demokrasi) Epilog ini menjadi Prolog permenungan yang menggugatkemenangan Raja Dauddan kekalahanprajuritUria yang bermartabat.
Demokrasi adalah sistem yang tak hanya berfokus pada kemenangan, tetapi juga pada proses yang adil, transparan, dan menghargai martabat setiap individu. Kisah Raja Daud, Uria, dan Batsyeba dalam Alkitab menggambarkan sebuah tragedi moral yang dapat kita jadikan cermin untuk merawat demokrasi.
Dalam cerita ini, Daud yang awalnya dihormati sebagai raja yang adil, tergoda oleh kekuasaan dan jatuh ke dalam dosa dengan merenggut istri Uria, Batsyeba. Upaya Daud untuk menutupi kesalahannya membawa pada manipulasi yang lebih besar, yang akhirnya mengakibatkan kematian Uria, seorang prajurit setia.