
Menduakan Cinta, Puluhan Suster dan Aktivis Kemanusiaan di Sikka Berlinangan Air Mata
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Kolumnis dan Penulis Buku)
Setelah melihat kondisi penyintas mulai normal dan tak terisak tangis lagi, maka Ibu Heny kemudian menyerahkan mike kepada yang bersangkutan untuk melanjutkan cerita pengalaman hidupnya.
Waktu saat itu menunjukkan pukul 11.45 Wita. Penyintas pun melanjutkan syering pengalamannya.Namun, setelah sekitar semenit melanjutkan syering pengalamannya, terkait adanya KDRT dan adanya wanita idaman lain dalam kehidupan keluarganya, tiba-tiba penyintas berderai air mata lagi, kondisi fisiknya tak menahan sedih, dan ia tidak melanjutkan syering pengalamannya.
Melihat kondisi penyintas yang terisak tangis, maka sebagian besar suster dan aktivitas kemanusiaan yang hadir berderai air mata lagi.
Beberapa suster yang berlinangan air mata di antaranya Koordinator TRUK_F, Suster Fransiska Imakulata, SSpS; Suster Theresia, SSpS; Suster Ana, SSpS dan belasan suster lainnya.“Saya cepat terbawa dalam situasi begitu. Saya sangat terharu dan sangat prihatin sehingga tak kuat dan turut berlinangan air mata,” kata Suster Ika, demikian panggilan akrab Suster Fransiska Imakulata, SSpS.