Menduakan Cinta, Puluhan Suster dan Aktivis Kemanusiaan di Sikka  Berlinangan Air Mata   

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Kolumnis dan Penulis Buku)

Melihat kondisi Mama Daeda yang berderai air mata, maka secara spontan sebagian besar Suster peserta seminar menundukkan kepala. Ada banyak suster dan aktivitas kemanusiaan yang semula sangat antusias mendengarkan syering pengalaman beberapa nara sumber sebelumnya bahkan diserta gelak tawa dan aplaus tangan, tiba-tiba diam membisu. Ada banyak di antara mereka  tertunduk sambil menyeka wajah dengan sapu tangan atau tisu yang disiapkan di meja tamu undangan. Linangan dan deraian air mata menjadi pemandangan utama peserta yang hadir saat itu, tepat pukul 11.42 Wita.

Melihat kondisi penyintas yang tak kuasa menahan sedih lantaran pernah menjadi korban KDRT dan harus berpisah ranjang dengan  suaminya, maka Ibu Heny Hungan yang nota bene pernah mendampingi korban melanjutkan cerita pengalaman pendampingan terhadap korban.

Menurut Ibu Heny, penyintas pernah menjadi korban KDRT oleh suaminya yang note bene masih berprofesi PNS pada tahun 2012.

“Sejak tahun 2012  Mama Daeda mengalami  KDRT dari suaminya. Korban mendapatkan layanan dari TRUK sejak tahun 2014. Suami oknum PNS, suka judi dan main perempuan. Tahun 2017 oknum PNS dipecat dari PNS,” kata Ibu Heny.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More