
Menduakan Cinta, Puluhan Suster dan Aktivis Kemanusiaan di Sikka Berlinangan Air Mata
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Kolumnis dan Penulis Buku)
Sementara RP. Lukas Jua, SVD dalam materinya menggarisbawahi penekanan pada nilai-nilai biblis di balik setiap kejadian dan perjuangan Suster Eustochia dan kru TRUK-F dalam terang Sabda Allah .Yang menyedot perhatian peserta seminar pada sesi syering pengalaman dari para sumber adalah momen di mana penyintas Mama Daeda secara polos mengisahkan kembali pengalaman kekerasan fisik dan psikis yang dialaminya dari suaminya pada tahun 2012.
Mama Daeda mengaku suaminya saat itu sering melakukan kekerasan terhadap dirinya. Ia mengaku suaminya sering pulang rumah jauh malam. “Saat saya tanya alasan kenapa pulang jauh malam, suami saya melakukan kekerasan fisik terhadap saya. Hal ini sering terjadi,” kata Mama Daeda.
Penyintas juga mengaku polos bahwa suaminya itu sering terlibat dalam perjudian, menenggak minuman keras, dan memiliki hubungan khusus dengan wanita idaman lain.“Saya sering mengalami KDRT dari suami saya,” tutur Mama Daeda.
Pantauan media ini, saat hendak melanjutkan syering pengalamannya, tiba-tiba suara Mama Daeda semakin serak – semacam tertahan, sepertinya ada hela nafas panjang yang menyesakkan dada. Beberapa waktu penyintas diam, dan linangan dan deraian air mata tampak terlihat membasahi pipi dan wajahnya.Ia yang tadinya berada dalam posisi berdiri, tiba-tiba tak berdaya. Melihat situasi itu, Staf TRUK-F Ibu Heni Hungan bergegas dari tempat duduknya dan mendekati penyintas. Ibu Heny memapah penyintas dan diarahkan ke tempat duduk semula yang duduk berdampingan dengannya.