
Menduakan Cinta, Puluhan Suster dan Aktivis Kemanusiaan di Sikka Berlinangan Air Mata
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Kolumnis dan Penulis Buku)
Ketiga, para suster, para imam dan staf TRUK_F adalah pahlawan cinta. Ketika merenungkan tema umum dan tema khusus seminar hari ini, saya boleh menarik benang merah dari hidup dan misi kemanusiaan TRUK_F selama ini yakni CINTA.
“Ada hati berarti ada cinta. Hidup dan misi yang diemban telah membentuk dan membuat kita bertumbuh dan dalam pengalaman cinta yang mendalam kepada Tuhan dan sesama. “Roh yang menggerakkan TRUK adalah roh cinta.Cinta itu telah mendayai kita untuk berjuang demi kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran tanpa takut atau gentar akan risiko yang selalu menanti di setiap kegiatan atau kasus yang diadvokasi,” kata Suster Inez.
“Kalian telah berjuang, bekerja keras, berkorban, bahkan tidak takut mati untuk melawan ketidakadilan dan pelanggaran HAM yang terjadi di Nian Tana Sikka ini, bahkan di Negara kita.Profisiat Suster Ika dan teman-teman yang berhasil menyelenggarakan Seminar ini,” kata Suster Inez.
Demikianlah pemaknaan perayaan perak usia TRUK-F.Kiranya materi yang dibawakan nara sumber dan aneka pengalaman yang disyeringkan, termasuk pengalaman KDRT dan cinta segi dua atau menduakan cinta yang disyeringkan penyintas menjadi pembelajaran untuk kita semua. Bahwa sudah saatnya kita semua terpanggil untuk membangun jejaring atau kemitraan denga TRUK-F dan mitra kerja lainnya dalam upaya bersama mencegah dan mengatasi terjadinya KDRT dan tindakan kekerasan dan ketidakadilan lainnya.