Menduakan Cinta, Puluhan Suster dan Aktivis Kemanusiaan di Sikka  Berlinangan Air Mata   

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Kolumnis dan Penulis Buku)

“Suster Eustochia adalah pribadi kharismatis. Kepribadian yang kharismatis ini, banyak kali membuat para lawan bicara, aparat penegak hukum sekali pun dan orang-orang yang berseberangan dalam konsep dan konkretisasi Hak Asasi Manusia (HAM), keadilan dan perdamaian tunduk di hadapan seorang Eustochia,” kata Suster Inez.

Suster Inez pada kesempatan ini menyebut tiga hal penting yang menjiwai perjuagan Suster Eustochoa dan TRUKF.

Menduakan Cinta, Puluhan Suster dan Aktivis Kemanusiaan di Sikka Berlinangan Air Mata
Rektor IFTK Ledalero, RP. Dr. Otto Gusti Madung, SVD (ke-2 dari kiri), Ketu Forum Peduli Atas Situasi Negara (Petasan) Siflan Angi (kiri), Dosen ITFK Ledalero RP. Servinus H. Nahak, SVD (ke-2 dari kanan), dan Jurnalis Walburgus Abulat (kanan) mengacungkan jempol sebagai bentuk komitmen untuk mendukung segala bentuk perjuangan kemanusiaan TRUK-F usai mengikuti Seminar Sehari di Aula Santa Theresia Avila, Jalam Ahmad Yani Maumere, Sabtu (29/10/2022). Foto Istimewa.

 

Pertama, Suster Eusthochia, Sr. Ika dan teman-teman di TRUK adalah nabi yang profetis. Kalian berjalan bersama dan berada di lini  depan dalam memperjuangkan keadilan, perdamaian,dan misi keutuhan ciptaan (JPIC). Kalian berada di lini depan TRUK F untuk memperjuangkan  dan membela hak-hak hidup, menegakkan keadilan dan perdamaian, khususnya bagi kaum perempuan dan anak-anak  yang menjadi korban perdagangan orang,pelecehan seksual dan berbagai jenis  kekeran dan pelanggaran HAM.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More