Menduakan Cinta, Puluhan Suster dan Aktivis Kemanusiaan di Sikka  Berlinangan Air Mata   

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Kolumnis dan Penulis Buku)

Suster Inez mengakui bahwa lembaga ini memulai karya ini sebagai tanggapan atas realitas  ketidakadilan, pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar kita pada waktu itu dan terus berlanjut sampai saat ini. “Meskipun mengalami banyak tantangan dan kesulitan dalam melaksanakan misi kemanusiaan ini, namum TRUK_F tidak takut dan gentar,” kata Suster Inez.

Suster Inez pada kesempatan ini,  mengajak semua pihak untuk mengenang pendahulu lembaga ini, almarhum Sr. Eustochia yang meninggal pada 8 November 2021 lalu. “Suster Eustochia adalah tokoh yang telah memulai dan merawat lembaga kemanusiaan TRUK-F yang kemudian  dilanjutkan oleh Suster Fransiska Imakulata bersama para imam dan staf lainnya hingga hari ini,” katanya.

“Suster Eustochia Monika Nata sebuah nama yang tidak asing di telinga orang-orang NTT, Indonesia, bahkan di kancang dunia Internasional. Apa yang menyebabkan   nama ini menjadi viral, dikenal oleh banyak  oranhg dari pelbagai kalangan dan terus hidup dalam memori orang-orang yang mengenalnya? Apakah ada sesuatu yang baik datang dari Suster Eustochia, SSpS?,” tanya Suster Inez retoris.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More