Menangkap Kata-Kata Ajaib di Taman Kanak-Kanak
Yosep Bala Makin (Penulis Bekerja di Mbojo-Bima NTB)
Karena itu, akan menjadi lebih penasaran lagi: aktivitas mereka seperti apa, tentang apa, bagaimana prosesnya, dan seperti apa guru-gurunya di lingkungan Taman Kanak-kanak itu. Ada rasa ingin tahu, dan semakin ingin tahu ketika masuk lingkungan kecil yang dipadati anak-anak. Terdengarlah suara gegap gempita, sorak-sorai, tawa ria, riang gembiranya, aduhai. Terasa sudah akrab sungguh dengan lingkungan, guru, dan teman-teman sebayanya. Aduhai juga karena yang lain yang baru saja masuk lingkungan Taman Kanak-kanak pada hari-hari awal masuk, menangis minta pulang, merengek tak mau ditinggalkan ibunya. Yang lain terlihat penuh ketakutan setelah melihat wajah-wajah asing di lingkungan asing yang dipadati manusia besar dan kecil seumurnya. Lebih menambah ketakutan pada anak atau lebih halusnya, anak kebingungan karena suasana resmi, semua berseragam lengkap, warna-warni ruang kelas, ada alat permainan yang terasa asing baginya. Hari pertama masuk taman dan lingkungan asing butuh kata-kata bujukan manis dan rayuan manis yang dapat meyakinkan bahwa inilah tempat, taman yang indah dan menarik untuk bermain bersama teman-teman. Di sini terlihat kehebatan seorang ibu dan guru-gurunya. Tentu saja, kehebatan bapak terlihat ketika anak sudah masuk SMP atau SMA. Maka hari-hari awal bahkan sampai minggu-minggu awal ibunya dan gurunya dibuat jadi bingung. Hari-hari awal jadi awal yang menantang sebelum anak-anak akrab dengan lingkungan, teman-teman sebaya, dan gurunya. Anak-anak masih butuh waktu untuk berproses: melihat, mengamati, mengenal, menerima, mengerti, dan merespon dengan kata-kata dan sikap yang bersahabat terhadap yang lain. Ibunya dan guru akan terlihat gembira ketika anak mulai merespon dengan kata-kata serta sikap terbuka menerima bujukan dan ajakan ibu gurunya. Senyum kegembiraan, wajah bersahabat mulai tampak. Harapan besar ke depan tersedia yang bermula dari hari ini, di sini, dan di taman ini.