Menang-Kalah Putusan MK
Oleh Dionisius Ngeta (Putera Nagaroro-Nagekeo, Tinggal di Nangahure Bekerja di YASBIDA Maumere)
Bagaimana dan apapun selebrasi politik dan hasil gugatan di MK, nilai dan kultur kekeluargaan, persaudaraan, persahabatan dan kebersamaan harus tetap dijaga agar tidak tercabik-cabik ketika keputusannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kemenangan bukan tujuan dari sebuah kontestasi politik tetapi hasil dari sebuah perjuangan dalam kebersamaan sebagai makhluk sosial dan makhluk polis demi kepentingan bersama. Semua kontestan dan tim pemenangannya tentu sudah berjuang maksimal.
Apapun hasilnya, kandidat dan tim pemenangan harus memiliki kebesaran hati dan kekuatan jiwa untuk menerima. Karena kalah-menang tidak ada yang abadi. Kalah menang bisa datang dan kemudian pergi. “Kalah jadi abu, menang jadi arang”, demikian pepata klasik.
Siapapun atau kandidat dan para elit politik mana pun yang menjadikan kalah atau menang sebagai tujuan, maka sesungguhnya ia sedang menjalani hidup yang palsu. Sejatinya, Pilpres bahkan hidup ini bukanlah soal kalah atau menang.
Pilpres bukan perlombaan, bukan pula perang/pertempuran. Pilpres bahkan hidup ini adalah sebuah pertandingan yang membutuhkan kebesaran hati dan kekuatan jiwa demi kebersamaan dan demi bonum commune (kebaikan bersama).
Mantap Pak Dion. Kita tunggu detik2 akhir keputusan MK. Semoga semua pihak bisa menerima dengan sportif seperti yang Pak Dion sampaikan di atas.