Dengan demikian, mendidik berarti kegiatan integratif olah pikir (literasi dan numerasi), olah hati (etika), olah rasa (estetika) dan olah raga (kinestetik). Ingatlah pula, bahwa sekolah itu lembaga atau institusi pendidikkan, dan bukan lembaga atau institusi pengajaran. Oleh karena itu, perbuatan mendidik itu yang pertama dan yang utama, dan di saat yang sama terjadi perbuatan mengajar. Namun, fakta berbicara para pendidik (guru) fokus pada mengajar, dan terkadang mengabaikan unsur mendidik. Jadilah pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga baik hati, karena itulah yang akan membuat dunia kita lebih baik.” Dan hal itu, dimulai dari diri guru melalui keteladanan dan pembiasaan yang baik. Ingat ungkapan latin ini: “verba moven, exempla trahunt”, yang artinya kata-kata menggerakan, namun teladan hidup lebih menarik. Atau “verba docent, exempla trahunt”, yang artinya: kata-kata mengajarkan, namun teladan hidup lebih memikat. Dan banyak kali, guru mengabaikan peran utama ini. Padahal tugas utamanya adalah mendidik, bsru mengajar. Namun, dalam praktiknya dibalik, mengajar yang diutamakan, atau menjadi fokus utama, dan mengesampingkan mendidik. Akibatnya, hasil pendidikkan kita, melahirkan peserta didik yang pintar, pandai, namun karakternya kurang baik.
Berita Terkait