Mempertanyakan Aktualisasi Mater Et Magistra dalam Konflik Geotermal di Poco Leok

Aktualisasi Mater et Magistra di Poco Leok menjadi ujian nyata bagi Gereja. Apakah Gereja sungguh menjadi ibu yang melindungi anaknya? Apakah Gereja sungguh menjadi guru yang memberi terang moral? Ataukah Gereja justru terjebak dalam kompromi politik-ekonomi yang membuatnya kehilangan suara profetis?Refleksi teologis ini akhirnya menuntun kita pada seruan praktis: Gereja harus mengembangkan strategi pastoral yang nyata.

Pertama, Gereja harus mendengar umat. Umat adat tidak boleh dipaksa menerima proyek yang tidak mereka kehendaki. Gereja harus membuka ruang dialog, bukan sekadar menyampaikan suara elite.

Kedua, Gereja harus mendampingi umat dalam perjuangan hukum, sosial, dan politik, tanpa kekerasan.

Ketiga, Gereja harus berdialog dengan pemerintah dan perusahaan, dengan dasar ajaran sosial Gereja: pembangunan harus manusiawi, partisipatif, dan adil.

Keempat, Gereja harus bekerja sama dengan LSM, akademisi, dan komunitas adat untuk memperkuat suara umat.Pendidikan umat juga penting. Banyak umat belum sepenuhnya memahami ajaran sosial Gereja. Padahal, dengan memahami dokumen seperti Mater et Magistra dan Laudato Si’, umat bisa lebih kritis terhadap pembangunan dan berani memperjuangkan haknya.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More