Mempertanyakan Aktualisasi Mater Et Magistra dalam Konflik Geotermal di Poco Leok

Ensiklik Mater et Magistra lahir pada tahun 1961, di tengah situasi dunia yang bergolak oleh modernisasi dan industrialisasi. Paus Yohanes XXIII melihat bahwa kemajuan teknologi, kapitalisme global, dan perubahan sosial membawa peluang besar bagi kesejahteraan manusia, tetapi sekaligus risiko yang nyata: ketimpangan sosial, alienasi manusia dari tanah dan pekerjaannya, serta ketidakadilan struktural. Dalam dokumen itu, Yohanes XXIII menekankan bahwa Gereja harus hadir memberikan panduan moral agar pembangunan sungguh-sungguh manusiawi.

Ada beberapa prinsip pokok yang ditekankan: martabat manusia, keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosial, keadilan sosial, bonum commune (kebaikan bersama), solidaritas, dan subsidiaritas.

Pertama martabat manusia adalah titik tolak. Manusia bukan sekadar tenaga kerja atau obyek pembangunan, melainkan pribadi yang bermartabat, diciptakan menurut gambar Allah. Oleh karena itu, setiap kebijakan ekonomi dan politik harus menghormati martabat manusia, bukan merendahkannya. Prinsip ini langsung berhadapan dengan situasi di Poco Leok, di mana masyarakat adat merasa diperlakukan hanya sebagai penghalang proyek, bukan sebagai subjek bermartabat yang haknya harus dihormati.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More