Memisahkan Anak dari Akar Demi Sayap: Refleksi Hari Anak Nasional dari Seorang Ayah Perantau

Oleh Nurdin, Warga Flores yang tinggal di Makassar

 

Anak Bukan Hanya Milik Kita, Tapi Juga Milik Masa Depannya

Pada Hari Anak Nasional 2025 ini, refleksi ini mengajak kita semua – orang tua, pendidik, masyarakat – untuk berpikir lebih dalam. Memisahkan anak dari “akar” demi “sayap” adalah keputusan penuh cinta sekaligus keraguan. Ini tentang keyakinan bahwa kita memberikan yang terbaik untuk masa depannya, meski harus membayar dengan kehilangan momen-momen berharga sekarang.

Sebagai seorang Ayah yang pernah menjalani kehidupan seperti ini sebelumnya, saya memilih untuk percaya. Percaya bahwa akar cinta, nilai keluarga, dan kebanggaan akan budaya Flores NTT yang kami tanamkan sejak dini akan tetap mengalir dalam darahnya, meski ia terbang tinggi di Malang. Percaya bahwa pengalaman mandiri di ABSM akan mengasah sayapnya untuk menghadapi dunia yang lebih kompleks. Namun, keyakinan ini juga disertai komitmen: untuk terus menyirami akar itu lewat komunikasi penuh cinta, untuk memastikan sekolah menjadi mitra dalam pengasuhan, dan untuk selalu menyambutnya dengan pelukan hangat serta cerita tentang kampung halaman setiap kali ia pulang.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More