Membangun Politik Sehat Menyambut Pilkada 2024

Oleh Imakulata Murni, Mahasiswa Semester VIII, Sekolah Tinggi Pastoral (Stipas) St. Sirilus Ruteng

PERSEPSI masyarakat terhadap dunia politik memang beraneka ragam. Publik berharap politik dapat membawa kesejahteraan meskipun tak sedikit yang menjauhi politik karena dianggap sarat intrik dan konflik.

Pendidikan politik menjadi keharusan untuk diterapkan agar setiap orang memahami kewajiban dan haknya sebagai warga negara.

Berita tentang gaduh politik memang lebih dominan menghiasi koran, televisi, dan media lainya, dibandingkan tampilan wajah politik yang menyejukkan.

Belum lagi kebijakan publik yang dihasilkan dari proses politik kadang malah mendegradasi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga politik.

Sebagai contoh salah satu ungkapan poluler dan sangat trend di masyarakat tentang bedanya Pil KB dan Pilkada “Pil KB kalau lupa jadi, sedangkan Pilkada kalau jadi lupa”.

Sindiran ini mewakili suara publik tentang gaya politik yang menggambarkan realitas yang sebenarnya.

Pada pandangan klasik Aristoteles mengemukakan bahwa semestinya politik digunakan masyarakat untuk mencapai suatu kebaikan bersama yang dianggap memiliki nilai moral yang lebih tinggi daripada kepentingan jabatan.

BACA JUGA:
Guru Penggerak Sebagai Katalisator Pembelajaran
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More