Membangun Perspektif Positif: Keterlibatan Biarawan dan Biarawati Menuntaskan Kasus Korupsi BTT di Kab. Sikka
Oleh Fr. Ando Rodja Sola, SVD (Frater TOP Divisi Perempuan Tim Relawan Untuk Kemanusiaan-Maumere-TRUK)
Satu hal yang cukup menarik perhatian public selama demo berlangsung adalah keterlibatan para birawan dan biarawati yang turut bergabung dan memberikan orasi tentang tindakan korupsi yang dilakukan oleh sejumlah pejabat. Hal ini tentunya menjadi pusat perhatian bagi kelompok politisi, para aparat penegak hukum, media, Gereja Keuskupan Maumere dan tentunya bagi seluruh masyarakat Sikka.
Aksi para biarawan dan biarawati yang bergabung dengan menggunakan jubah dan jabatan imamat, rupaya menimbulkan opini publik yang beragam. Ada yang sangat mendukung dan memberikan apresiasi yang baik, dan ada pula yang memberikan catatan kritis dan rasa tidak simpatik terhadap kertelibatan para biarawan dan biarawati dalam usaha penyelesaian kasus korupsi dana Belanja Tak Terduga (BTT) di Kabupaten Sikka.
Atas semua masukan publik tersebut, secara pribadi penulis (seorang biarawan) memberikan tanggapan yang positif, dan menerangkan beberapa alasan yang patut diketahui oleh seluruh masyarakat Sikka, tentang keterlibatan para biarawan dan biarawati dalam demo mengusut tuntas kasus korupsi dana Belanja Tak Terduga (BTT) di Kabupaten Sikka. Oleh karena itu, penulis merangkainya dengan menjawab dua pertanyaan. Pertama, mengapa jaringan HAM Sikka melibatkan organisasi biarawan dan biarawati? Kedua, Mengapa para biarawan dan biarawati berinisiatif untuk turut bergabung dalam demo mengusut tuntas kasus dana Belanja Tak Terduga (BTT) di Kabupaten Sikka?