
Membangun Iman atau Memecah Tubuh Kristus? (Menalar Apologetika Digital)
Oleh F. Erikson (Peminat masalah pendidikan)
Apologetika adalah seni menjelaskan dan membela iman Katolik dengan alasan yang masuk akal agar dapat dimengerti oleh orang yang belum percaya atau ragu.”
Apologetika adalah komunikasi iman, bukan hanya debat. Melainkan menjangkau hati dan pikiran. Menyatukan jiwa dan raga; menyelaraskan jasmani dan rohani. Jadi ada fase sinkronisasi sekaligus rekonsiliasi; minimal pada level nalar yang sehat. Tidak lepas; masing-masing.
III. Sisi Gelap: Etika dan Kompetensi yang Terkikis
Namun, di balik narasi itu, ada sejumlah masalah serius. Banyak konten hanya menyajikan potongan ayat atau doktrin tanpa konteks. Reduksi argumen teologis menjadi “siapa benar siapa salah” membuat diskusi dangkal. Judul provokatif (clickbait) seperti “Katolik sesat” atau “Protestan membelokkan Injil” menambah panas perdebatan.
Lebih buruk lagi, banyak tokoh yang tampil sebagai apologet dengan latar belakang teologinya sendiri yang dianggap kuat, serta berbicara seolah mewakili gereja secara resmi. Hal ini membuat umat bingung, bahkan trauma. Alih-alih memperdalam iman, banyak yang justru kehilangan arah.