Membangun Dialog, Tanggung Jawab Gereja dalam Mengatasi Intoleransi Agama dan Budaya

Oleh Delsiana Nursanti Nene, Mahasiswi Semeter VII, Stipas St. Sirilus Ruteng

Salah satu landasan utama ajaran Gereja adalah keyakinan bahwa setiap manusia diciptakan setara di hadapan Tuhan, tanpa memandang suku, agama, atau budaya. Prinsip ini menjadi dasar penting bagi Gereja untuk menentang segala bentuk intoleransi. Paus Fransiskus dalam ensikliknya Fratelli Tutti mengajak umat Katolik dan masyarakat global untuk membangun persaudaraan universal yang melampaui perbedaan dan konflik yang seringkali bersumber dari prasangka agama dan budaya.

Pentingnya Membangun Dialog -Dialog adalah alat utama yang digunakan Gereja untuk meruntuhkan tembok-tembok pemisah antar umat beragama dan budaya. Dialog bukan hanya soal berbicara, tetapi juga tentang mendengarkan dan memahami orang lain, terutama mereka yang memiliki pandangan, kepercayaan, dan nilai yang berbeda. Gereja dapat memainkan peran penting sebagai mediator yang membantu mempertemukan kelompok-kelompok yang berbeda dalam forum yang damai, di mana setiap pihak dapat menyampaikan pandangannya dengan rasa hormat dan terbuka.

BACA JUGA:
Penggunaan BEAM Mobility di Kampus UI Kurangi Emisi CO2
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More