Membaca Aktivisme dan Menulis Solusi

Oleh: Bernardus Tube Beding*

Banyak pemikir menganggap Gautama Buddha sebagai “filsuf positivis dan empirisis”. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Pengertian empirisme dan positivism pada perspektif pemikiran Gautama Buddha punya makna “melebar”.

Bagi dia, pengalaman tidak Cuma terbatas pada penghayatan kenyataan berdasarkan persepsi (cerapan) indrawi sehari-hari, namun juga mencakup pengalaman trance yang dicapai lewat teknik meditasi yoga yang tidak lepas dari kegiatan inteligensi manusia.

Pengalaman trance itu, sebagaimana dimaksudkan oleh Gautama Buddha masih merupakan bagian dari aktivitas inteligensi insani. Trance adalah buah olah pikiran, penalaran, inteligensi yang benar yang dipacu dengan konsentrasi yang benar.

Dia mengajarkan pelatihan diri untuk mencapai kedamaian akhir yang sempurna. Pelatihan itu mencakup upaya menitiJalan Mulia Delapan Jenjang (The Noble Eighfold Path).

Delapan unsur yang merajut Jalan Mulia itu, yakni pandangan yang benar dan maksud yang benar; pembicaraan yang benar, tindakan yang benar, dan kehidupan yang benar; upaya yangbenar, pikiran yang benar, dan pemusatan perhatian (konsentrasi) yang benar.

BACA JUGA:
Shio Tikus-Pandemi Covid-19 – Shio Kerbau, Pelajaran untuk Hidup
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More