Memahami Virus Cinta di Tengah Wabah Covid-19

 Oleh Inosensius Sutam*(Sebuah Refleksi di Hari Kasih Sayang)

Ia sama seperti matahari yang memberikan cahaya dan kehangatan, tapi ia tidak memaksa kita untuk menikmatinya. Ketika ia bercahaya dan kita lari ke tempat yang gelap, itu adalah hak dan kebebasan kita.

Cinta itu bebas membuat orang yang mencintai menjadi polos, jujur dan rendah hati. Cinta itu mengusap, bukan menempeleng. Cinta itu adalah sebuah undangan, bukan paksaan.  Tapi ketika kita menolaknya, kita mengalami kekeringan hidup.

Kedua, cinta itu gratis, tanpa syarat. Cinta adalah kesetiaan tanpa syarat. Kita kembali ke analogi bunga dan matahari. Bunga memberikan keharuman dan keindahannya kepada kita tanpa lebih dahulu kita harus membayar, tanpa meminta syarat apapun dari pihak kita.

Cinta itu sama seperti  matahari yang memberikan cahaya dan kehangatan tanpa terlebih dahulu kita harus membayar.

Cinta itu adalah orang tua kita, ibu kita yang mengandung, melahirkan dan menyusui kita, tanpa lebih dahulu kita harus membayar, tanpa meminta apapun dari kita. Cinta itu memberi, membagi secara gratis tanpa syarat, tanpa pamrih.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More