Memahami Virus Cinta di Tengah Wabah Covid-19
Oleh Inosensius Sutam*(Sebuah Refleksi di Hari Kasih Sayang)
Kita sulit mendifinisikan cinta, apalagi ketika kitab suci orang Kristen menyatakan bahwa Allah adalah cinta. Kita mungkin hanya bisa merasakan beberapa sifat atau ciri khas dari cinta itu, yang adalah juga sifat Allah itu sendiri dan seharusnya menjadi ideal kehidupan kita.
Dari berbagai sumber refleksi rohani terutama para mistik kristen, antara lain Antony de Mello, penulis menggarisbawahi beberapa sifat cinta: bebas, gratis, universal, siap untuk berkorban, dan abadi. Kelima sifat inilah yang boleh dikatakan sebagai virus cinta.
Pertama, cinta itu bebas. Ia memberikan kebebasan dan membebaskan orang dari segala ketakutan, membebaskan orang dari perbuatan yang membuat orang lain takut dan tidak bebas. Ia membebaskan orang dari kekerasan dan dosa.
Tetapi kebebasan itu harus memperbesarkan rasa tanggung jawab, bukan melepasbebaskan tanpa kendali. Rasa tanggung jawab menggiring orang untuk mencintai dalam kebebasan yang menghidupkan.
Cinta itu sama dengan bunga musim semi: ia indah dan harum, tapi ia tidak memaksa kita untuk melihatnya dan menikmati keharuman dan keindahannya.