Melayat ke Biara SSpS Kewapaten, Jenazah Sr. Nikolin Padjo, SSpS Dimakamkan Hari ini

Oleh Dr. Alexander Jebadu, SVD, Dosen IFTK Ledalero dan Penulis Buku

Tapi Suster Muder menghimbau agar tetap tenang.

“Itu guntur biasa karena mau hujan. Itu bukan gunung api,” jawab Suster Nikolin.

Maka mereka tidak jadi lari mengungsi dan memilih tidur di biara dan rumah masing-masing malam itu.

Nah, gunung api meletus Pukul 00.00 Wita lewat. Bisa dibilang ini letusan paling besar dan berbahaya, karena gunung berapi ini memuntahkan batu-batu besar, panas, dan berapi pula.

Untung Pukul 00.00 Wita itu, ada satu anak yang bekerja di Susteran SSpS sedang bermain handphone dan belum bisa tidur hingga jam tersebut.

Waktu hujan api menyiram seluruh Hokeng termasuk biara Suster tersebut,  bagian-bagian lain dari biara sudah mulai mennyala dan terbakar.

Maka anak ini tidak berlari menyelamatkan dirinya sendiri. Tapi berlari diantara bagian-bagian biara yang sudah terbakar api di mana-mana dan langsung pergi ke bagian kamar-kamar para Suster lalu memukul pintu kamar mereka satu per satu dan minta keluar lalu lari.

Rumah biara Suster SSpS di Hokeng itu luasnya memenuhi hamparan sekitar 1 hektar.

BACA JUGA:
Bamsoet Apresiasi Kerjasama Vaksinasi Covid-19 Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Gerak BS dan RS Islam Jakarta
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More