Masyarakat Diminta Tidak Pilih Pemimpin Pelanggar HAM

Di mana sudah tidak ada etika lagi karena instrumen hukum dan bakal menggunakan berbagai peluang untuk menguntungkan dirinya sediri.

“Saya tidak mau negara ini dipimpin oleh penjahat. Kita harus boikot,” tegas istri pendiri Kontras ini.

Sekada informasi, erbagai kasus pelanggaran HAM berat telah terjadi di Indonesia.

Mulai dari Tragedi Semanggi 1-2, Tragedi Trisakti, Kerusuhan Mei 1998, Penculikan Paksa Aktivis 1997-1998, Peristiwa Tanjung Priok, dan Petrus.

Juga ada peristiwa Talangsari 1989, Kasus Wasior (2001) dan Wamena (2003).

Peristiwa Abepura (2001), Peristiwa Timor Leste (1999), Peristiwa Paniai (2014), Peristiwa Simpang KKA Aceh (1999), Peristiwa Jambu Keupok Aceh (2003).

Peristiwa Pembunuhan Dukun Santet (1998-1999), Peristiwa Rumah geudong Aceh (1998), hingga Pembantaian 65-66.

Hal itulah yang kemudian membuat Almarhum Munir semakin getol melakukan perlawanan.

Hingga akhirnya Almarhum Munir mendirikan Kontras yang bertujuan mengadvokasi korban pelanggaran HAM berat tersebut.

 

 

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More