Manusia Paskah (Sebuah Refleksi)

Oleh Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd, Biarawan

Jika demikian yang terjadi, maka perayaan paskah setiap tahun, hanyalah ritus rutinitas tahunan tanpa makna.

Itu artinya pula, puasa dan pantang yang kita jalankan selama 40 hari, 40 malam, tidak ada artinya bagi kita, sebab tidak membawa kita kepada pertobatan yang puncaknya kita dimeteraikan dengan Yesus yang hidup atau bangkit, yang kita kenang sebagai perayaan paskah atau perayaan kebangkitan Tuhan Yesus, yang berarti pula harus menjadi kebangkitan kita.

Maka, tema  paskah: hidup sebagai alat kebenaran Nya, mengajak semua orang yang percaya kepada Yesus, untuk hidup dengan baik dan benar, seturut Firman Tuhan, yang menunjukkan bahwa kita adalah murid murid Yesus.

Itu artinya, ketika hidup kita dilakoni dengan baik dan benar, sesuai dengan perintah dan ajaran Yesus dalam kitab suci, maka kita boleh di sebut sebagai alter Kristus.

Ada sebuah kisah: “ketika seorang misionaris bernama E. Stanley Jones, bertemu dengan Mahatma Gandhi, dan bertanya, “Sekalipun anda sering mengutip kata-kata Kristus, mengapa anda kelihatannya keras menolak untuk menjadi pengikut-Nya?

BACA JUGA:
Ignas Kleden: Cendekiawan Tulen dan Militan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More