Manusia Paskah (Sebuah Refleksi)

Oleh Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd, Biarawan

Maka, masa puasa dan pantang selama masa prapaskah adalah sebuah kesempatan berahmat untuk kita lebih mendekatkan diri sekaligus memperbaiki relasi kita dengan Tuhan lewat doa, dan lewat beramal kasih, melalui aksi puasa, ataupun aksi solidaritas kemanusiaan.

Dengan demikian puasa dan pantang tidak hanya sebuah NARASI, melainkan harus ada AKSI nyata, sebagai perwujudan dari kasih kita kepada Allah melalui kasih kepada sesama, khususnya mereka yang miskin dan berkekurangan. Tuhan bersabda:

“sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya kepada Aku” (Matius 25: 40).

Oleh karena itu, hidup sebagai alat kebenaran Nya, bisa dimaknai bahwa Yesus yang hidup atau yang bangkit dari mati, akan menghidupkan atau membangkitkan kita kelak.

Jika kita sungguh beriman dan percaya kepada Nya, yang diwujudkan lewat perbuatan perbuatan baik kita kepada sesama, teristimewa kepada mereka yang hina, miskin, kaum marginal.

Jadi, hidup sebagai alat kebenaran Nya adalah sebuah diktum yang benar untuk kita renungkan. Bahwa Yesus hidup atau bangkit dari kubur Nya adalah sebuah kebenaran iman yang tak perlu disangkal kebenarannya. Yesus pernah bersabda:

BACA JUGA:
Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia Beri Penghargaan kepada Direktur SGI Stef Gandi dan SE Perennial Institute Dr. Mantovanny Tapung, Ini Alasannya
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More