Manusia Paskah (Sebuah Refleksi)

Oleh Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd, Biarawan

Tidak jadi soal, apa salibnya besar atau kecil, berat atau ringan, panjang atau pendek, namun yang menjadi ukurannya adalah soal ketulusan, keikhlasan dan rela berkorban.

Hal ini telah ditunjukkan oleh Yesus, yang rela menderita sengsara, rela berkorban nyawa Nya, dengan mati di kayu salib, bahkan mengalami gelapnya makam, demi untuk menyelamatkan kita manusia dari kebinasaan akibat dosa.

Namun, Yesus telah mengalahkan maut, mengalahkan kegelapan makam, dengan Dia bangkit dari kubur Nya pada hari ketiga.

Dan kebangkitan Yesus menguatkan dan meneguhkan iman dan harapan kita, akan kehidupan kekal bagi yang percaya kepada Nya.

Sebab, jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu…Tetapi, yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati (1 Korintus 15:14, 17 dan 20), demikian kata santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus.

Demikianlah kasih Allah yang sangat luar biasa besar kepada kita, melalui pengorbanan nyawa putera Nya yang tunggal, yakni Yesus Kristus.

BACA JUGA:
Diksi "Baik" Dalam  Figur Seorang Gembala
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More