Manusia Paskah (Sebuah Refleksi)

Oleh Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd, Biarawan

Jawabannya, pertama: bisa jadi puasa dan pantang, dilakoni tidak dengan sungguh sungguh atau tidak ada niat yang sungguh sungguh alias asal ikut puasa dan pantang.

Kedua, asal hadir misa paskah, sebagai sebuah ritus tahunan. Ketiga, tidak adanya komitmen untuk berubah atau untuk meninggalkan cara hidup manusia lama, serta tidak adanya kemauan yang kuat untuk mengenakan manusia baru atau bertobat.

Oleh karena itu, jika mau berubah atau bertobat, maka kita harus berani mulai dengan melakukan perubahan atau revolusi mental diri kita, yakni pikiran dan hati kita.

Jadi, Kristus sungguh sungguh bangkit, ketika hidup kita para murid Nya sungguh sungguh berubah, yang dimulai dari mindset, lalu turun ke hati, dan diwujudkan dalam cara hidup manusia baru, manusia paskah atau manusia Nya Kristus.  Semoga demikian!!!

BACA JUGA:
Ganjar-Mahfud Direstu Ibu untuk Indonesia Maju?
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More