Manusia Diajarkan untuk Memaafkan Tapi Allah Mengganjar Dosa Manusia dengan Neraka dan Api Penyucian?

Oleh Dr. Alexander Jebadu, SVD, Dosen IFTK Ledalero dan Penulis Buku

Ini aneh bukan.

Hal yang baik, benar dan biasa terjadi adalah bahwa sebelum saya maafkan teman saya, saya harus meminta pertanggungjawaban dia mengapa ia bakar rumah saya.

Kalau alasan tidak cukup memadai atau tidak ada alasan sama sekali, maka ia harus MENGAKU salah, menyesal atas perbuatanya dan janji tidak akan berbuat yang sama lagi, lalu paling kurang dia harus BANGUN kembali rumah saya.

Dengan melakukan hal-hal ini maka secara tidak langsung ia minta maaf (pengampunan) dari saya sebagai korban dari kesalahannya dan menurut moral iman Kristiani, pada saat itulah saya dan Anda harus memberinya pengampunan dan tidak perlu pergi BALAS bakar rumahnya.

Jadi sekali lagi, pemberian pengampunan tidak bisa tanpa pengadilan dan hukuman atas kesalahan.

Kalau tidak, wah, enak aja.

Perintah Yesus untuk beri pipi kiri setelah ditampar pipi kanan jangan dimengerti secara sempit.

Sabda Yesus ini lebih ditujukan pada kecenderungan manusia untuk melakukan balas dendam atas kejahatan tanpa MEMBERI RUANG terlebih dahulu kepada orang bersalah untuk mempertanggung-jawabankan kesalahannya, mengakui kesalahannya dan mau membayar kesalahannya untuk mendapat pengampunan supaya saya tidak dibalas dendam seperti yang lazim terjadi dalam Perjanjian Lama yaitu “Gigi ganti gigi mata ganti mata”.

BACA JUGA:
Yayasan Mardi Wiyata Berkomitmen Merawat Persaudaraan dengan Bertolak ke Tempat yang Dalam
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More