Manifestasi Cinta dan Legitimasi Puisi: Luka yang Disulap Jadi Karya

Oleh: Ati D

Jiwa muda dan idealisme, lelaki kelahiran Timur Lembata ini juga ikut mewarnai beberapa teks puisinya. Muhibuna terlihat sedang berusaha menyeruhkan api perjuangan dalam bunyi dan bahasa dengan menyatukan kepingan luka bangsa. Selain itu kepeduliannya akan luka para perempuan dalam lingkaran patriarkhi nampak juga dalam potongan puisi berikut

Perempuan dalam lembaran domestik

Kunamakan halaman kelukaan peradaban

Manifestasi Cinta dan Legitimasi Puisi, menghadirkan karya yang serentak luas. Cinta dan perempuan adalah halaman kehidupan yang tidak usai dibicarakan dan dipuisikan. Dan negara adalah wadah serupa gelas yang ikut menampung pahit dan manis hidup manusia yang digenggamnya.

Pada akhirnya tentu buku ini sebagai karya awal yang harus banyak dibenahi dan dimatangkan diksi-diksinya. Mengutip ungkapan penulis “Aku Bukan Penulis Handal” , maka kritik dari pembaca dan para pecandu sastra sangat diharapkan. Setidaknya saya melihat ini sebagai langkah awal yang berani dari seorang anak muda. Seperti yang diungkapkan Pramoedya Ananta Toer “ Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ***

BACA JUGA:
Gerimis di Kota Tua, Sebuah Kerinduan Untuk Pulang Pada Tanah Ketuban
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More