Makna Pancawindu SMAK Santu Ignatius Loyola Labuan Bajo

(Sebuah Refleksi dan Pandangan Mantan Guru SMAK St. Ignatius Loyola)

Sekolah ini pada masa awal,  menggunakan ruang pertemuan kantor Desa Wae Kelambu untuk Proses KBM, yang saat ini tempat polindes Wae Kelambu. Dari kantor Desa Waekelambu berpindah tempat KBM di Aula Paroki Roh Kudus, Labuan Bajo,   bekas SDK Wae Medu. Sekarang  Gereja baru. Persis di ruang Altar Gereja Paroki Roh Kudus Labuan Bajo saat ini. Kesan ini saya  rekam dan catat  dari seorang anak anggota Yayasan Yapenkatila, angkatan perdana SMAK Loyola, Florianus Surion Adu (Fery Adu).

Dalam memori penulis, ada beberapa nama guru pertama yang telah berkarya di SMAK St. Ignatius Loyola, saat itu, yaitu guru Wilhemus Batas, BCKn, guru Drs. Marsenus Mansen, guru Simon Selman, BA, guru Yosef Joman, BA, Sebagai Kepsek ; guru Drs.  Theodorus Noka, Drs. Usman Ganggang, M.Pd., Vinsen Main.

Penulis, sebagai mantan guru yang pernah mengabdi di SMAK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo, sekitar tahun 1989-1994 memiliki catatan tersendiri dalam memori kenangan selama kurang lebih 5 tahun mengabdi di sekolah ini.

BACA JUGA:
Bupati Mabar Edistasius Endi: Labuan Bajo Terbuka Untuk Nagekeo
Berita Terkait
2 Komen
  1. babas berkata

    ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu

  2. Paje berkata

    Informasi yg luar biasa terkait pendekatan regresif dari SMUK St. Ingnasius Loyola Labuan Bajo.

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More