Makna Pancawindu SMAK Santu Ignatius Loyola Labuan Bajo

(Sebuah Refleksi dan Pandangan Mantan Guru SMAK St. Ignatius Loyola)

Oleh sebab itu, sebagai salah seorang mantan guru, sebagai seorang pelaku sejarah yang sempat merekam apa dan bagaimana keberanian dan kepiawaian para tokoh Katolik pada waktu itu. Bergumul dan berniat untuk mendirikan sebuah sekolah di tengah tantangan ekonomi yang morat-marit. Selain itu, arus transportasi masih sulit dan  jauh dari harapan. Orang Labuan Bajo,  kebanyakan kalau ke Ruteng, mungkin seminggu sekali, dan atau menyeberang  melalui wilayah bagian utara Reok dengan menggunakan kapal/motor laut , menyusuri pantai Utara, Terang, laut Flores.

Ide ini, terkristalisasi melalui kerjasama yang ulet dan bergotong royong untuk mendirikan sebuah sekolah bernama SMAK Santu  Ignatius Loyola. Berani meninggalkan ego masing-masing dan mungkin dengan biaya sepeser saja untuk memulai proses belajar mengajar pada waktu itu. Di tengah tantangan pembiayaan penyelenggaraan proses pendidikan Yapenkatila mengalami kelesuhan untuk membiayai honor para guru, dan biaya administrasi lainnya.
Sehingga, setelah satu dua tahun berjalan, para tokoh pendiri, bermusyawarah untuk  menyerahkan keberlangsungan sekolah ini ke tangan  Yayasan Serikat Sabda Allah Ruteng (YASSAR).

BACA JUGA:
Pentingnya  Kasih Dalam Pemidanaan
Berita Terkait
2 Komen
  1. babas berkata

    ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu

  2. Paje berkata

    Informasi yg luar biasa terkait pendekatan regresif dari SMUK St. Ingnasius Loyola Labuan Bajo.

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More