
Makan Bergizi Gratis: Antara Keadilan Sosial dan Kepentingan Politik
Oleh Yovita Daud, Mahasiswi STIPAS St. Sirilus Ruteng
Secara keseluruhan, gagasan “makan bergizi gratis” adalah sebuah paradoks yang menarik dan menantang. Di satu sisi, ia merefleksikan nilai-nilai luhur keadilan sosial dan solidaritas. Di sisi lain, ia beroperasi dalam lanskap politik yang penuh dengan realitas pragmatis. Otoritas politik harus berhati-hati agar program ini tidak sekadar menjadi populisme sesaat yang mengorbankan keberlanjutan fiskal dan efisiensi. Sebaliknya, mereka harus memanfaatkan momentum politik untuk membangun sebuah sistem kesejahteraan sosial yang kokoh dan berkelanjutan.Jika program ini dirancang dan dilaksanakan dengan integritas, transparansi, dan fokus pada dampak jangka panjang, maka ia dapat menjadi salah satu investasi terbaik yang bisa dilakukan oleh sebuah negara. Ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa politik dan keadilan sosial dapat berjalan beriringan, menghasilkan sebuah kebijakan yang tidak hanya memenangkan suara, tetapi juga menyelamatkan masa depan generasi yang akan datang. Tantangannya adalah apakah para pemimpin bersedia untuk melihat melampaui kepentingan elektoral jangka pendek dan berkomitmen pada visi yang lebih besar untuk bangsa? ***
